Akhir-akhir ini di beberapa media mengabarkan berita heboh tentang penarikan salah satu produk mi instan dari Indonesia di negara Taiwan, hal ini berkaitan dengan penggunaan zat kimia yang dianggap dapat mempengaruhi kesehatan. Namun apakah hal itu benar? Mau tahu?
Makanan adalah sesuatu yang berharga untuk manusia menghasilkan energi dalam tubuhnya, sehinga manusia terus mengembangkang beberapa cara untuk menyimpan makanan, salah satunya adalah dengan cara mengawetkannya dengan menggunakan beberapa bahan seperti garam, asam, dan diantaranya yang paling banyak digunakan saat ini adalah zat kimia.
Zat kimia yang paling sering digunakan untuk mengawetkan makanan dan telah banyak digunakan: asam benzoat. Zat kimia inilah yang banyak digunakan dalam pengawetan makanan dan salah satunya dalam pengemasan makanan instan. Asam benzoat berfungsi untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri dan jamur yang dapat membuat makanan menjadi basi atau rusak. Kadar yang boleh digunakan di dalam makanan adalah 0,05 - 0,1%.
Penggunaan asam benzoat diatur oleh beberapa lembaga diantaranya adalah WHO dan FAO dari 1000-2000 mg/kg makanan. Kebijakan setiap negara pun berbeda Indonesia dan beberapa negara Asean menetapkan 200 mg sebagai batas aman dalam penggunaannya dalam makanan, dan tercatat bahwa mi instan yang beredar di Indonesia masih dalam batas 200 mg/kg. Sedangkan negara-negara maju lainnya seperti amerika dan eropa menetapkan 1000 mg/kg asam benzoat dalam batas aman. Jadi Anda tidak perlu kawatir akan berita-berita yang beredar mengenai penarikan di Taiwan karena mi instan tersebut masih dalam batas aman dan dalam pengawasan BPOM.
Tapi apakah benar kalau Anda terus-terusan mengkonsumsi mi instan? Hal itu juga tidak baik tentunya, karena selain kandungan karbohidrat dari mi selain itu juga mi instan kurang sekali akan nutrisi lainnya, sehingga seperti apa yang tergambar pada bungkus mi instan Anda untuk menambahkan makanan lainnya seperti telur dan sayur, itu adalah rekomendasi yang baik untuk Anda dalam mengkonsumsi mi instan.
Sumber:
Makanan adalah sesuatu yang berharga untuk manusia menghasilkan energi dalam tubuhnya, sehinga manusia terus mengembangkang beberapa cara untuk menyimpan makanan, salah satunya adalah dengan cara mengawetkannya dengan menggunakan beberapa bahan seperti garam, asam, dan diantaranya yang paling banyak digunakan saat ini adalah zat kimia.
Zat kimia yang paling sering digunakan untuk mengawetkan makanan dan telah banyak digunakan: asam benzoat. Zat kimia inilah yang banyak digunakan dalam pengawetan makanan dan salah satunya dalam pengemasan makanan instan. Asam benzoat berfungsi untuk menghambat pertumbuhan dari bakteri dan jamur yang dapat membuat makanan menjadi basi atau rusak. Kadar yang boleh digunakan di dalam makanan adalah 0,05 - 0,1%.
Penggunaan asam benzoat diatur oleh beberapa lembaga diantaranya adalah WHO dan FAO dari 1000-2000 mg/kg makanan. Kebijakan setiap negara pun berbeda Indonesia dan beberapa negara Asean menetapkan 200 mg sebagai batas aman dalam penggunaannya dalam makanan, dan tercatat bahwa mi instan yang beredar di Indonesia masih dalam batas 200 mg/kg. Sedangkan negara-negara maju lainnya seperti amerika dan eropa menetapkan 1000 mg/kg asam benzoat dalam batas aman. Jadi Anda tidak perlu kawatir akan berita-berita yang beredar mengenai penarikan di Taiwan karena mi instan tersebut masih dalam batas aman dan dalam pengawasan BPOM.
Tapi apakah benar kalau Anda terus-terusan mengkonsumsi mi instan? Hal itu juga tidak baik tentunya, karena selain kandungan karbohidrat dari mi selain itu juga mi instan kurang sekali akan nutrisi lainnya, sehingga seperti apa yang tergambar pada bungkus mi instan Anda untuk menambahkan makanan lainnya seperti telur dan sayur, itu adalah rekomendasi yang baik untuk Anda dalam mengkonsumsi mi instan.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment